Pelumas Bearing: Tipe, Sistem, dan Cara Lubrikasi Bearing
Beranda > Blog > Pelumas Bearing: Tipe, Sistem, dan Cara Lubrikasi Bearing

Pelumas Bearing: Tipe, Sistem, dan Cara Lubrikasi Bearing

Tips / 19 December 2024

pelumas-bearing

pelumas-bearing

Bearing, atau bantalan, adalah salah satu komponen penting dalam berbagai mesin dan peralatan. Fungsinya adalah mengurangi gesekan antara dua permukaan yang bergerak, sehingga pergerakan menjadi lebih halus, efisien, dan tahan lama. Namun, agar bearing tetap berfungsi optimal, perlu dilakukan pelumas bearing

Artikel ini akan membahas apa itu pelumas bearing, jenis-jenis pelumas bearing, sistem pelumasan, cara lubrikasi bearing, hingga kesalahan umum yang harus dihindari.

Apa Itu Pelumas Bearing dan Mengapa Penting?

Pelumas bearing adalah bahan yang digunakan untuk mengurangi gesekan dan keausan pada bearing. Pelumas ini juga berfungsi melindungi bearing dari korosi, debu, dan kotoran yang bisa merusak kinerja mesin. 

Tanpa pelumas yang memadai, bearing bisa cepat aus, menghasilkan panas berlebih, dan bahkan menyebabkan kegagalan mekanis.

Jenis-jenis Pelumas

Terdapat dua jenis pelumas utama yang tersedia di pasaran, yaitu oli dan grease. Pemilihan pelumas yang tepat sangat penting untuk menjaga performa dan umur komponen mesin, terutama bearing.

A. Pelumas Oli (Oil Lubricant)

Oli biasanya digunakan untuk aplikasi bearing yang membutuhkan kecepatan tinggi atau suhu kerja yang tinggi. Oli membantu mengalirkan panas dari permukaan bearing dan mengurangi gesekan.

Jenis-jenis oli yang umum digunakan:

  • Minyak bumi (petroleum oil) yang mengandung aditif untuk mencegah oksidasi dan karat.
  • Diester yang merupakan oli sintetis untuk suhu ekstrem.
  • Silikon yang umumnya digunakan dalam aplikasi suhu rendah.
  • Fluorokarbon yang cocok untuk lingkungan kerja yang ekstrem.

Sistem pelumasan oli:

  • Bath: Bearing dicelupkan ke dalam oli.
  • Splash: Oli didistribusikan dengan cipratan.
  • Air/oli kabut: Oli disemprotkan bersama udara.
  • Jet: Oli disemprotkan langsung ke bearing.

B. Pelumas Gemuk (Grease Lubricant)

Sebagian besar aplikasi bearing (sekitar 80-90%) menggunakan grease atau pelumas gemuk sebagai pelumas. Mengapa grease menjadi pilihan utama?

Ini karena grease menempel lebih kuat pada permukaan bearing dibandingkan oli. Selain itu, grease juga lebih tahan lama dan tidak mudah mengalir atau terlepas dari bagian yang berputar.

Banyak bearing yang sudah dilumasi dengan grease dari pabrik (pre-lubricated), sehingga tidak memerlukan sistem pelumasan eksternal dan mengurangi perawatan.

Saat memilih grease, penting untuk memperhatikan viskositas minyak dasar (base oil viscosity) karena hal ini mempengaruhi bagaimana lapisan pelumas terbentuk.

Sistem Pelumasan pada Bearing

Sistem pelumasan yang digunakan pada bearing sangat tergantung pada kondisi operasional, jenis bearing, ukuran, serta kebutuhan biaya. Berikut adalah beberapa jenis sistem pelumasan yang umum digunakan:

1. Pelumasan dengan Grease

Grease adalah pelumas semi-padat yang cocok untuk bearing yang tidak membutuhkan pelumasan intensif. Sistem ini biasanya dipilih karena praktis dan mampu mencegah masuknya debu atau kotoran ke dalam bearing.

Namun, grease memiliki kekurangan, yaitu menghasilkan lebih banyak gesekan dibandingkan oli. Hal ini disebabkan oleh viskositasnya yang lebih tinggi, sehingga grease kurang cocok untuk mesin yang bekerja pada kecepatan tinggi atau suhu ekstrem.

Kelebihan:

  • Mencegah masuknya kotoran.
  • Praktis dan mudah diaplikasikan.

Kekurangan:

  • Gesekan lebih tinggi.
  • Kurang efektif untuk pendinginan.

2. Pelumasan dengan Oli

Sistem pelumasan oli digunakan pada mesin-mesin dengan beban kerja berat atau suhu tinggi. Oli tidak hanya melumasi, tetapi juga membantu menyerap panas yang dihasilkan akibat gesekan. Karena itu, oli sering digunakan pada mesin seperti pompa air panas (feed water pump) yang bekerja dalam suhu tinggi.

Pelumasan oli memerlukan sistem sirkulasi untuk mendistribusikan oli secara merata dan mengembalikannya ke tangki setelah digunakan. Sistem ini cocok untuk aplikasi industri yang memerlukan pelumasan terus menerus.

Kelebihan:

  • Efektif untuk mengurangi gesekan.
  • Membantu melepaskan panas.

Kekurangan:

  • Membutuhkan sistem yang lebih kompleks.
  • Biaya instalasi cenderung lebih tinggi.

3. Pelumasan Kering (Dry Lubrication)

Pelumasan kering menggunakan bahan padat sebagai pelumas, tanpa melibatkan cairan seperti grease atau oli. Material pelumas ini ditempatkan langsung pada area gesekan bearing.

Pelumasan jenis ini sering digunakan pada aplikasi khusus, seperti mesin vakum, kendaraan luar angkasa, atau mesin di industri makanan, di mana pelumas cair tidak memungkinkan. Berikut adalah beberapa material yang biasa digunakan:

  • Graphite: Cocok untuk kompresor, ball bearing, dan mesin industri makanan.
  • Molibdenum Disulfit: Digunakan pada mesin vakum.
  • Heksagonal Boron Nitrit: Dipakai pada kendaraan luar angkasa.
  • Tungsten Disulfit: Memiliki fungsi serupa dengan molibdenum disulfit, tetapi harganya lebih mahal sehingga jarang digunakan.

Kelebihan:

  • Cocok untuk kondisi ekstrim atau aplikasi khusus.
  • Tidak memerlukan sistem sirkulasi.

Kekurangan:

  • Mahal, terutama untuk material tertentu.
  • Tidak fleksibel untuk semua jenis mesin.

Cara Melubrikasi Bearing dengan Benar

Agar bearing berfungsi maksimal, pelumasan harus dilakukan dengan teknik yang benar. Berikut langkah-langkah umumnya:

1. Bersihkan Area Bearing

Sebelum melumasi, pastikan area bearing bebas dari debu, kotoran, atau sisa pelumas lama.

2. Gunakan Pelumas yang Tepat

Pilih pelumas sesuai spesifikasi yang direkomendasikan oleh pabrikan bearing.

3. Tentukan Jumlah Pelumas yang Sesuai

Terlalu banyak pelumas dapat menyebabkan panas berlebih, sedangkan terlalu sedikit bisa mengakibatkan keausan.

4. Aplikasikan Pelumas Secara Merata

Gunakan alat yang sesuai, seperti pompa grease atau aplikator oli, untuk memastikan pelumas tersebar merata.

5. Periksa Secara Berkala

Lakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan pelumas tetap dalam kondisi baik dan tidak terkontaminasi.

Kesalahan Umum dalam Melubrikasi Bearing

Kesalahan saat pelumas bearing bisa mengurangi umur pakai bearing dan meningkatkan risiko kerusakan. Berikut beberapa kesalahan yang sering terjadi:

1. Penggunaan Pelumas yang Salah

Memilih pelumas yang tidak sesuai dengan spesifikasi bearing atau kondisi operasional, seperti suhu, kecepatan, atau beban, dapat mengurangi efektivitas pelumasan. 

Misalnya, menggunakan grease dengan viskositas rendah untuk mesin berkecepatan tinggi dapat menyebabkan pelumas tidak mampu membentuk lapisan pelindung yang cukup.

Oleh karena itu, selalu gunakan pelumas sesuai rekomendasi dari produsen bearing. Jika tidak ada panduan, pilih pelumas berdasarkan kondisi kerja, seperti viskositas yang sesuai untuk kecepatan dan suhu operasional.

2. Over-lubrication (Pelumasan Berlebih):

Memberikan pelumas terlalu banyak sering dianggap lebih baik, tetapi kenyataannya dapat menyebabkan tekanan berlebih di dalam bearing. Hal ini dapat memicu panas berlebih dan merusak segel (seal) bearing, sehingga memungkinkan kontaminan masuk.

Gunakan jumlah pelumas yang sesuai dengan kapasitas bearing. Umumnya, hanya sekitar 1/3 hingga 1/2 ruang internal bearing yang perlu diisi pelumas.

3. Under-lubrication (Pelumasan Kurang)

Pelumasan yang terlalu sedikit atau tidak memadai menyebabkan bearing cepat aus karena lapisan pelumas tidak cukup untuk mengurangi gesekan antara permukaan logam. Ini sering terjadi jika pelumas tidak diperiksa atau ditambahkan secara berkala.

Pastikan pelumas selalu mencukupi kebutuhan bearing. Periksa jadwal pelumasan secara teratur untuk menghindari kekurangan pelumas.

4. Pelumasan Tidak Teratur:

Melupakan atau mengabaikan jadwal pelumasan menyebabkan pelumas kehilangan efektivitasnya. Pelumas yang terlalu lama digunakan dapat mengering, teroksidasi, atau terkontaminasi, sehingga tidak lagi melindungi bearing.

5. Kontaminasi Pelumas

Masuknya debu, air, atau bahan kimia ke dalam pelumas dapat merusak kualitas pelumas dan menyebabkan korosi atau keausan pada bearing. Hal ini sering terjadi jika bearing tidak memiliki seal yang baik atau area kerja penuh dengan kotoran.

Gunakan seal berkualitas tinggi yang sesuai dengan lingkungan kerja. Saat melumasi, pastikan area sekitar bearing bersih dari debu dan kotoran. Selain itu, simpan pelumas di tempat yang tertutup rapat untuk mencegah kontaminasi.

Tips:

  • Selalu baca panduan produsen bearing sebelum melumasi.
  • Gunakan pelumas yang sesuai dengan kondisi kerja.
  • Jaga kebersihan saat melumasi untuk menghindari kontaminasi.
  • Catat jadwal perawatan rutin untuk memastikan bearing selalu dalam kondisi optimal.

Sudah Paham Tentang Pelumas Bearing?

Pelumasan bearing yang tepat sangat penting untuk menjaga kinerja mesin dan memperpanjang umur pakai bearing. Jika Anda membutuhkan pelumas berkualitas yang sudah teruji, Anda bisa mempercayakannya pada Sefas Group. 

Sebagai distributor pelumas Shell yang resmi, Sefas menyediakan berbagai pilihan produk berkualitas dengan harga yang terjangkau. Tidak hanya itu, Sefas juga menawarkan layanan analisis pelumas, sehingga pemeliharaan mesin Anda menjadi lebih mudah dan risiko kegagalan dapat diminimalkan. 

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website resmi Sefas Group dan temukan solusi terbaik untuk kebutuhan pelumasan Anda!

FAQ 

Apa tanda-tanda bearing membutuhkan pelumasan ulang?

Tanda-tandanya meliputi suara berisik saat bearing beroperasi, panas berlebih, atau adanya getaran yang tidak biasa.

Seberapa sering bearing harus dilumasi?

Frekuensi pelumasan tergantung pada jenis bearing, pelumas, dan kondisi kerja. Sebaiknya ikuti panduan dari pabrikan.

Apakah grease dan oli bisa dicampur?

Tidak disarankan mencampur grease dengan oli, kecuali direkomendasikan oleh pabrikan. Campuran ini bisa mengubah sifat pelumas dan mengurangi efektivitasnya.