Berita / 1 December 2025

Penggunaan biodiesel kembali memasuki fase baru. Setelah implementasi B35 di berbagai sektor industri, pemerintah mulai mendorong transisi menuju B40, termasuk pada sektor pertambangan yang dikenal memiliki karakter operasional berat, kontinyu, dan ekstrem.
Pertanyaannya: siapkah mesin tambang beroperasi dengan B40? Dan apa konsekuensinya terhadap performa mesin, jadwal perawatan, dan kebutuhan pelumas?
Artikel ini merangkum dampak B40 yang paling sering terjadi di lapangan dan bagaimana pelumas yang tepat dapat mengurangi risiko serta menjaga keandalan mesin.
B40 mengandung persentase FAME (Fatty Acid Methyl Ester) yang lebih tinggi dibandingkan B35. Pada alat berat tambang, peningkatan kadar FAME ini menimbulkan beberapa konsekuensi teknis, antara lain:
Stabilitas oksidasi lebih rendah → biodiesel lebih cepat rusak, terutama kalau disimpan lama di tangki onsite.
Risiko fuel dilution meningkat → sebagian biodiesel tidak terbakar sempurna dan bercampur ke dalam oli mesin, membuat viskositas oli turun.
Lebih mudah membentuk deposit dan sludge di injector dan ruang bakar, sehingga proses pembakaran jadi tidak optimal.
Lebih mudah menyerap air karena FAME bersifat higroskopis, risiko ini meningkat di lokasi tambang yang lembap atau terbuka.
Efisiensi bahan bakar turun >5%, karena biodiesel punya kandungan energi yang lebih rendah. Mesin butuh lebih banyak volume bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang sama.
Jika tidak diantisipasi dengan baik, kombinasi faktor-faktor ini dapat memicu penurunan performa mesin, meningkatnya konsumsi BBM, serta downtime akibat maintenance tak terencana.
Deposit di Injector & Ruang Bakar
Kandungan FAME yang lebih tinggi membuat sistem bahan bakar lebih rentan membawa kotoran dan membentuk deposit. Tanda-tanda awalnya:
- Tenaga mesin menurun
- Getaran meningkat
- Konsumsi BBM naik
Tips SEFAS: Gunakan diesel additive yang kompatibel dengan B40 untuk menjaga kebersihan injector.
Fuel Dilution (Oli Tercampur Bahan Bakar)
Sebagian FAME yang tidak terbakar sempurna bisa masuk ke oli. Dampaknya:
- Viskositas oli turun
- Lapisan pelumas (oil film) melemah
- Keausan komponen meningkat
Solusi dari SEFAS: Gunakan Shell Rimula R6 LM dengan teknologi Low-SAPS dan ketahanan oksidasi tinggi untuk menjaga kestabilan oli lebih lama.
Risiko Korosi & Kontaminasi Air Meningkat
Karena FAME menyerap air, kondensasi di tangki atau sistem bahan bakar jadi lebih mudah terjadi. Dampaknya:
- Komponen internal rentan karat
- Oli lebih cepat teroksidasi
Rekomendasi SEFAS: Perkuat jadwal water drain pada fuel tank dan lakukan oil sampling rutin.
Menggunakan B40 artinya pola perawatan tidak bisa lagi mengikuti kebiasaan di era B30/B35. Beberapa penyesuaian yang direkomendasikan:
Perpendek Oil Drain Interval 10–15%
Karena fuel dilution mempercepat penurunan kualitas oli.
Perketat Jadwal Penggantian Fuel Filter
Filter bekerja lebih keras menangkap deposit tambahan.
Wajib Oil Analysis
Shell LubeAnalyst dari SEFAS membantu mendeteksi awal fuel dilution, wear metals, dan oksidasi.
Cek Sistem PCV dan Injector Secara Berkala
Untuk mencegah timbulnya deposit yang dapat menurunkan tenaga mesin.
Transisi B40 tidak harus menjadi beban untuk sektor tambang. Dengan pelumas yang sesuai, maintenance yang adaptif, dan monitoring kondisi oli yang konsisten, operasional dapat tetap efisien, reliabel, dan aman.
SEFAS sebagai distributor resmi Shell Lubricants siap mendampingi industri menghadapi transisi ini dengan:
Konsultasi teknis
Rekomendasi pelumas yang tepat
Oil analysis & aftersales support
Untuk konsultasi lebih lanjut mengenai kesiapan alat berat Anda dalam menggunakan B40, hubungi tim teknis SEFAS sekarang, sebelum masalah muncul di lapangan.