Tips / 11 March 2025
Ketika membahas tentang perawatan mesin, memilih jenis oli yang tepat adalah salah satu keputusan penting yang harus diambil. Dua jenis oli yang sering menjadi perdebatan adalah oli mineral dan oli sintetik. Lalu, apa bedanya? Dan mana yang lebih baik? Yuk, kita kupas satu per satu dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami.
American Petroleum Institute mengembangkan sistem klasifikasi sederhana untuk bahan dasar pelumas. Kelompok I, II, dan III umumnya berasal dari minyak mentah atau sering disebut oli mineral.
Dalam penggunaannya oli mineral sangat banyak digunakan untuk mesin-mesin industri atau mesin kendaraan dikarenakan harga oli mineral lebih murah dibandingkan oli sintetik.
Kelebihan oli mineral:
Kekurangan oli mineral yaitu kurang tahan terhadap suhu ekstrem. Hal ini berarti kinerja oli mineral mungkin menurun saat mesin bekerja pada suhu yang sangat panas atau sangat dingin.
Berbeda dengan oli mineral, oli sintetik dibuat melalui proses kimiawi yang kompleks dimana pada klasifikasi American Petroleum Institude masuk kelompok IV dan V.
Hasilnya adalah oli dengan molekul yang seragam dan bersih. Oli sintetik dirancang untuk memberikan performa terbaik di berbagai kondisi, baik dalam suhu rendah maupun tinggi.
Ada dua jenis oli sintetik utama:
Kelebihan oli sintetik:
Kekurangan oli sintetik:
Ketika memilih oli, memahami perbedaan antara oli mineral vs oli sintetik sangat penting. Berikut beberapa aspek yang membedakan kedua jenis oli ini:
Oli mineral berasal dari minyak bumi yang disuling dan dimurnikan. Proses pembuatannya melibatkan pemisahan fraksi-fraksi minyak mentah melalui distilasi, sehingga menghasilkan berbagai jenis pelumas.
Karena proses ini lebih sederhana, oli mineral sering digunakan untuk kendaraan dengan teknologi mesin yang tidak terlalu rumit. Di sisi lain, oli sintetik dibuat melalui proses kimiawi yang kompleks, seperti sintesis molekul hidrokarbon tertentu. Proses ini menghasilkan molekul yang lebih seragam, sehingga memberikan performa yang lebih stabil dan konsisten.
Oli mineral memiliki ketahanan yang lebih rendah terhadap suhu tinggi. Hal ini disebabkan oleh molekulnya yang bervariasi sehingga lebih mudah terdegradasi pada suhu ekstrem.
Akibatnya, pelumas ini dapat kehilangan viskositas dan tidak optimal dalam melindungi mesin. Misalnya, pada kondisi cuaca panas atau ketika mesin bekerja keras, oli mineral lebih cepat menguap atau teroksidasi.
Sebaliknya, oli sintetik sangat tahan terhadap suhu ekstrem. Molekulnya tetap stabil, baik pada suhu sangat tinggi maupun sangat rendah, sehingga mampu melindungi mesin dengan lebih baik.
Oli mineral cenderung cepat teroksidasi dan terdegradasi karena komposisi molekulnya yang tidak seragam. Oleh karena itu, oli ini memerlukan penggantian lebih sering, biasanya setiap 3.000-5.000 km.
Sebagai contoh, oli mineral sering digunakan pada kendaraan harian yang hanya menempuh jarak pendek tetapi membutuhkan perawatan rutin. Sebaliknya, oli sintetik memiliki daya tahan yang jauh lebih baik karena molekulnya lebih stabil dan tahan terhadap oksidasi.
Interval penggantian oli sintetik bisa lebih panjang, sekitar 10.000-15.000 km tergantung merek dan kondisi penggunaan.
Oli mineral mampu melindungi mesin dengan baik pada kondisi penggunaan normal, seperti berkendara di kota dengan lalu lintas lancar. Namun, perlindungan ini kurang efektif pada kondisi ekstrem, seperti suhu tinggi atau beban berat.
Di sisi lain, oli sintetik memberikan perlindungan maksimal, terutama pada mesin modern yang bekerja pada suhu dan tekanan tinggi. Oli ini juga membantu mencegah terbentuknya deposit pada mesin, sehingga menjaga kinerja optimal.
Oli mineral lebih terjangkau karena proses produksinya lebih sederhana. Jenis oli ini cocok untuk kendaraan dengan penggunaan ringan atau spesifikasi mesin standar.
Sementara itu, oli sintetik memiliki harga yang lebih mahal, tetapi kualitas dan daya tahannya sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Investasi ini dapat menghemat biaya jangka panjang karena umur pakai yang lebih panjang dan perlindungan yang lebih baik.
Salah satu alasan kenapa oli sintetik lebih tahan lama adalah karena oli ini lebih tahan terhadap panas dan oksidasi. Nah, kalau kita bahas oli berbasis minyak bumi (petroleum-based), mereka sebenarnya campuran dari berbagai jenis molekul hidrokarbon, sulfur, parafin, garam, dan logam.
Masalahnya, setiap jenis molekul ini punya titik penguapan, oksidasi, dan pembakaran yang berbeda-beda. Jadi, begitu mesin kendaraan dinyalakan, oli berbasis minyak bumi mulai berubah bentuk dan sifatnya.
Lama-kelamaan, kemampuan oli untuk melumasi mesin dan mengalirkan panas pun menurun. Padahal, tugas utama oli adalah menjaga komponen logam di mesin tetap licin dan dingin.
Seiring waktu, molekul-molekul dalam oli ini habis karena penguapan dan oksidasi. Ditambah lagi, oli sering kali tercampur dengan gas sisa pembakaran dan kotoran lain dari lingkungan mesin. Akibatnya, kemampuan oli untuk melumasi semakin berkurang.
Supaya oli tetap bekerja dengan baik, biasanya ditambahkan zat aditif. Zat ini berguna untuk mengontrol asam, menjaga kekentalan oli, dan mencegah jelaga menggumpal. Tapi, aditif ini juga punya batas usia pakai. Makanya, oli berbasis minyak bumi sering perlu diganti setiap 3.000 sampai 5.000 mil.
Oli sintetik punya banyak manfaat untuk mesin kendaraan. Salah satu keunggulannya adalah kemampuannya melindungi mesin secara maksimal, terutama pada suhu ekstrem.
Jadi, saat mesin panas banget karena jalan menanjak atau macet parah, oli sintetik tetap stabil dan menjaga semua komponen tetap terlumasi dengan baik. Selain itu, oli sintetik membantu mengurangi gesekan antar komponen mesin, sehingga kinerja mesin jadi lebih halus dan efisien.
Tidak hanya itu, oli ini juga tahan lebih lama dibanding oli mineral, jadi Anda tidak perlu sering-sering ganti oli. Plus, oli sintetik bisa mencegah terbentuknya kerak dan kotoran di mesin, sehingga umur mesin jadi lebih panjang dan performanya tetap prima.
Pada akhirnya, tidak ada solusi yang cocok untuk semua orang dalam hal penggunaan mineral atau sintetis. Ya, oli mineral lebih murah dan oli sintetis biasanya memiliki kinerja yang lebih baik secara keseluruhan.
Pertanyaan utama yang harus diajukan benar-benar berdasarkan tugas: Untuk apa pelumas tersebut digunakan? Bagaimana kondisi pengoperasian pelumas tersebut? Bagaimana riwayat perawatan atau kontaminasi peralatan yang dilumasi? Apa saja pilihan penyimpanan dan penanganan yang tersedia untuk pelumas ini sebelum digunakan?
Saat mempertimbangkan oli mana yang akan digunakan dari sudut pandang sistem/penggunaan, Anda akan segera menyadari bahwa masalahnya bukan pada oli sintetis atau mineral, tetapi pada aplikasi praktis dan memiliki pandangan holistik pada proses pelumasan yang memungkinkan Anda, peralatan Anda, serta oli atau grease Anda unggul.
Untuk membantu Anda menentukan mana oli yang lebih Ideal untuk mesin bisa cek manualbook mesin atau mendiskusikan dengan team technical Distributor.
Baik oli mineral maupun oli sintetik memiliki kelebihan masing-masing, tergantung kebutuhan kendaraan dan preferensi Anda. Namun, jika Anda mencari pelumas berkualitas yang sudah teruji, Sefas Group bisa jadi pilihan yang tepat.
Sebagai distributor resmi pelumas Shell, Sefas menyediakan berbagai produk berkualitas dengan harga yang bersahabat. Selain itu, Sefas juga menawarkan layanan analisa pelumas untuk membantu pemeliharaan dan memantau potensi masalah pada mesin kendaraan Anda.
Jadi, mesin bisa tetap prima dan terhindar dari kerusakan. Untuk informasi lebih lengkap, langsung saja kunjungi website resmi Sefas Group, ya!
Apakah semua kendaraan cocok menggunakan oli sintetik?
Tidak semua kendaraan cocok menggunakan oli sintetik, terutama kendaraan tua yang desain mesinnya tidak mendukung penggunaan oli ini. Selalu cek manual kendaraan Anda atau konsultasikan dengan mekanik.
Kenapa oli sintetik lebih mahal?
Oli sintetik lebih mahal karena proses pembuatannya yang lebih kompleks dan aditif berkualitas tinggi yang digunakan untuk meningkatkan performa.
Apakah oli sintetik benar-benar lebih baik dari oli mineral?
Secara umum, oli sintetik lebih baik dalam hal performa, daya tahan, dan perlindungan mesin. Namun, untuk kendaraan yang jarang digunakan atau dengan kondisi mesin standar, oli mineral bisa menjadi pilihan yang ekonomis.
Apakah bisa mencampur oli mineral dengan oli sintetik?
Meskipun mungkin dilakukan, mencampur oli mineral dengan oli sintetik tidak disarankan karena dapat mengurangi efektivitas keduanya. Lebih baik gunakan salah satu jenis oli secara konsisten.